Pages

Subscribe:

Senin, 28 Mei 2012

Pengantar ISBD

Mengapa ada mata kuliah ISBD?
Menurut keputusan menteri pendidikan nasional RI No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Beajar Mahasiswa. Kelompok bahan kajian dan pelajaran yang dicakup dalam satu program studi yang dirumuskan dalam kurikulum terdiri atas:
1.     MPK (Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian)
2.    MKK (Kelompok Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan)
3.    MKB (Kelompok Mata Kuliah Keahlian Berkarya)
4.    MPB (Kelompok Mata Kuliah Perilaku Berkarya)
5.    MBB (Kelompok Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat)
Apakah ISBD??
Pengertian ISBD (Ilmu Sosial Budaya Dasar) sebagai integrasi antara Ilmu social Dasar dan Ilmu Budaya Dasar yang memberikan dasar-dasar pengetahuan social dan konsep-konsep budaya kepada mahasiswa sehingga mampu mengkaji masalah social kemanusiaan dan budaya. Dengan mempelajari ISBD ini, mahasiswa diharapkan peka, tanggap, kritis, serta berempati atas solusi pemecahan masalah social dan budaya secara arif. Isinya benar-benar menyentuh pembangunan karakter manusia. Karena tidak akan ada artinya sebuah pendidikan tinggi yang menghasilkan cendikiawan tetapi tidak berbudaya dan tidak bermoral.
Contoh nyata tentang hal tersebut adalah adanya para sarjana yang berpendidikan tinggi namun KKN. Para ahli hukum seperti jaksa, hakim, ataupun pengacara yang dihukum. Padahal mereka berpendidikan tinggi dan tahu bahwa perbuatan itu kotor dan merugikan rakyat banyak. Ini membuktikan bahwa tidak ada korelasinya antara IQ (Intelligence Quotient), EQ (Emotional Intelligence), dan SQ (Spiritual Intelligence).
Dalam table tersebut dapat dilihat bahwa kecerdasan otak tanpa diiringi dengan kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual, akan menyebabkan buta hati. Yang terjadi di Indonesia saat ini adalah bagusnya kecerdasan otak dan kecerdasan emosi, namun kecerdasan spiritualnya kurang, sehingga menyebabkan pemimpin yang dictator dan adanya para pejabat yang koruptor. Tapi, apabila kecerdasan spiritualnya bagus, namun kecerdasan otak dan kecerdasan emosinya kurang, maka yang ada hanyalah orang yang menyendiri, hidupnya dipenuhi dengan ibadah terus-menerus tanpa ada interaksi yang cukup dengan masyarakat. Lalu apa yang diharapkan dengan adanya mata kuliah ISBD ini? Yang diharapkan adalah terciptanya manusia khususnya mahasiswa yang paripurna. Artinya dia memiliki kecerdasan otak, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual yang bagus. Sehingga tak ada lagi sarjana yang dihukum, yang koruptor, ataupun pemimpin yang dictator.
 Menurut Philip H. sebaiknya dalam pendidikan diarahkan pada enam pola mkna esensial bagi segenap mahasiwa, yaitu:
Makna Symbolycs
Kemampuan berbahasa dan berhitung
Makna Empirics
Kemampuan untuk memaknai benda-benda melalui proses penjelajahan dan penyelidikan empiris
Makna Esthetics
Kemampuan memaknai keindahan seni dan fenomena alam
Makna Ethics
Kemampuan memaknai baik dan buruk
Makna Synoetics
Kemampuan berfikir logis, rasional, sehingga dapat memaknai benar dan salah
Makna Synoptic
Kemampuan untuk beragama atau berfilsafat
Keenam pola makna diatas dikemas dalam bentuk General Education (pendidikan Umum)

Visi ISBD
Berkembangnya mahasiswa sebagai manusia terpelajar yang kritis, peka, dan arif dalam memahami keberagaman dan kesederajatan manusia yang dilandasi nilai-nilai estetika, etika, dan moral dalam kehdupan bermasyarakat.
Manusia yang terpelajar adalah manusia yang memiliki tiga kemampuan, yaitu:
1.     Kemampuan personal, dimana tenaga ahli diharapkan memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukkan sikap yang menceminkan kepribadian Indonesia, memahami dan mengenal nilai-nilai agama, kemasyarakatan dan kenegaraan, serta memiliki pandangan yang luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.
2.    Kemampuan akademis, kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah baik lisan maupun tulisan, menguasai peralatan analisis, maupun berfikir logis, kritis, sistematis, analisis, memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi, serta mampu menawarkan alternative pemecahan.
3.    Kemampuan profesioanl, kemapuan  dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan. Para ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.
Misi ISBD
Memberikan landasan dan wawasan yang luas serta menumbuhkan sikap kritis peka dan arif pada kesederajatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat selaku individu dan makhluk social yang beradab serta bertanggung jawab terhadap sumber daya dan lingkungannya.
Kompetensi ISBD
Menjadi ilmuwan dan professional yang berfikir kritis, kreatif, sistemik dan ilmiah, berwawasan luas, etis, estetis serta memiliki apresiasi, kepekaan dan empati social, bersikap demokratis, berkeadaban serta ikut berperan mencari solusi pemecahan masalah social budaya secara arif.
Tujuan ISBD
1.     Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguasai pengetahuan tentang keanekaragaman dan kesederajatan manusia sebagai individu dan makhluk social dalam kehidupan bermasyarakat.
2.    Menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman dan kesederajatan manusia dengan landasan nilai, estetika, etika, dan moral dalam kehidupan bermasyarakat.
3.    Memberikan landasan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat, selaku individu dan makhluk social yang beradab dalam mempraktikkan pengetahuan akademik dan keahliannya.
4.    Makhluk social yang beradab dalam mempraktekkan pengetahuan akademik dan keahliannya.

Permasalahan Sosial


Jika kita perhatikan bagaimana keadaan pendidikan Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Berikut kondisi pendidikan Indonesia saat ini.
1.     Arah pendidikan kurang jelas
2.    Pendidian sebagai barang mahal
3.    Pendidikan kurang merata
4.    Penyelewengan dana yang cukup tinggi
5.    Kurang penghargaan terhadap guru atau dosen
6.    Kualitas dan kuantitas guru atau dosen yang kurang
7.    Pendidikan kepribadian kurang mendapat perhatian yang serius
8.    Mencetak tukang
Hal-hal tersebut disebabkan oleh adanya:
1.     Politisasi pendidikan,
2.    Sekularisasi pendidikan, dan
3.    Over spesialisasi
Sama halnya dengan kondisi pendidikan Indonesia yang memprihatinkan, kondisi masyarakat Indonesia pun memprihatinkan, yang disebabkan oleh pengaruh globalisasi, modernisasi, dan sekularasi. Sikap masyarakat Indonesia saat ini di antaranya sebagai berikut.
1.     Egois
2.    Individualis
3.    Matrealistis
4.    Sekuler
5.    Hedonis
6.    Krisis akhlak
7.    Agama hanya dijadikan symbol
Terciptanya kondisi pendidikan dan kondisi masyarakat Indonesia tersebut, tak lepas dari masalah sosial yang ada di dalam pendidikan dan dalam masyarakat Indonesia. Apa yang dimaksud masalah? Masalah adalah kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Masalah social bersangkutan dengan hubungan manusia di dalam kerangka bagian-bagian kebudayaan yang normatif. Munculnya masalah social karena ada tata kelakuan yang menyimpang dari masyarakat.
Ukuran masalah social dapat dibuat dengn membuat Indeks Simple Rates, yaitu laju gejala-gejala abnormal dalam masyarakat. Kemudian dengan Composit Indices, yaitu gabungan indeks-indeks dari bermacam-macam aspek yang mempunyai kaitan satu sama lain. Dan yang terakhir dengan Social Unrest (keresahan social).
Penyebab masalah social diklasifikasikan dalam empat kategori, yaitu:
1.     Factor ekonomis : kemiskinan, pengangguran, dan lain-lain
2.    Factor biologis : penyakit
3.    Factor psikologis : syaraf, bunuh diri
4.    Factor kebudayaan : perceraian, kejahatan
Dalam masalah social, ada yang disebut Manifest Sosial Problem, yaitu masalah yang timbul akibat terjadinya kepincangna-kepincangan (ketidaksesuaian antara norma-norma dan tindakan serta nilai-nilai yang ada dalam masyarakat) di masyarakat. Dan Latent Sosial Problem yaitu menyangkut hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai dalam masyarakat akan tetapi tidak diakui halnya (dibiarkan oleh masyarakat). Tata kelakuan yang menyimpang kemdian dibiarkan oleh masyarakat akan menjadi kebiasaan (habit), budaya (kultur), dan akhirnya menjadi mental dari masyarakat tersebut.
Dalam kerangka kerja studi social, kita dituntun menghubungkan beberapa bidang ilmu pengetahuan social sesuai dengan gejala dan masalah yang sedang kita telaah. Pendekatan ini dikenal dengan pendekatan multidisipliner (penyebab masalah-masalah yang ada dalam masyarakat) dan pendekatan interdisipliner (keterkaitan antara penyebab masalah yang satu dengan penyebab masalah yang lainnya).

Stratifikasi Sosial


Stratifikasi social adalah pembedaan atau pengelompokkan para anggota masyarakat secara vertical/bertingkat. Menurut Pritim A. Sorokin, stratifikasi social adalah perbedaan penduduk masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat. Adanya stratifikasi social dalam hidup kita karena dalam hidup kita ada sesuatu yang harus dihargai yaitu harta, jabatan, pangkat, ilmu, keterampilan, dan lainnya. Kepemilikan terhadap sesuatu yang dihargai di masyarakat itu berbeda-beda. Ada yang sedikit, sedang, banyak, itu tergantung dari usaha, ikhtiar, dan nasib. Stratifikasi social sangat diperlukan untuk membantu masyarakat dalam menentukkan kelasnya. Dan supaya muncul motivasi dalam berusaha dan berdoa.
Stratifikasi social berbentuk piramida yang menunjukkan volemenya makin ke atas makin sedikit. Karena makin ke atas, rintangan dan tantangannya makin besar, baik dari segi ekonomi, kebudayaan, dan lain-lain.

Urban dan Rural Community (Kotaan dan Kampungan)
Urban community atau orang kota adalah orang yang mempunyai perilaku kotaan. Sedangkan Rural community adalah orang-orang yang mempunyai perilaku kampungan. Jadi yang menjadi acuan bukan dari tempat tinggalnya. Karena bisa saja orang yang tinggal di kampung, tapi memiliki perilaku kotaan, dan sebaliknya. Yang membedakan dari urban dan rural community adalah dari focus of interest yaitu pusat perhatian dalam memenuhi kebutuhan pokok dan ada nlai-nilai social di dalamnya. Artinya dia memikirkan bahwa apa yang dilakukannya dilihat, dinilai dan ditafsirkan oleh orang lain. Jika kita lihat, tidak sedikit orang terpelajar tapi berperilaku kampungan. Mengapa bisa demikian? Karena orang tersebut mengabaikan nilai-nilai social.
Ada juga yang disebut manusia modern. Orang modern adalah orang yang berfikir secara rasional, produktif, efien, efektif,  dan mempunyai style yang bagus dan baik.
Mahasiswa dalam hal ini harus termasuk pada upper class, urban community, dan masyarakat ilmiah, serta modern community.

Manusia sebagai Makhluk Berbudaya

Manusia tidak semata-mata makhluk biology saja. Tapi manusia juga merupakan makhluk berbudaya, makhluk social, makhluk ekonomi, makhluk politik, makhluk psikologi, makhluk hukum, dan lain-lain.
Makhluk biologi adalah mkhluk hidup yang membutuhkan kehidupan, seperti makan, minum, dan lain-lain. Manusia sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, kebenaran, keadilan, dan bertanggung jawab. Manusia sebagai makhluk social artinya manusia menyadari bahwa dirinya dinilai, dilihat, dan ditafsirkan oleh orang lain, sehingga manusia berusaha untuk tampil bagus dan baik dihadapan orang lain. Manusia sebagai makhluk ekonom artinya manusia selalu menghitung kerugian dan keuntungan dalam kehidupannya. Manusia sebagai makhluk politik artinya manusia tidak lepas dari usaha dan upaya (mempunyai strategi) mengajak orang lain supaya percaya padanya. Manusia sebagai makhluk psikologi artinya manusia memiliki perasaan untuk merasakan sesuatu. Manusia sebagai makhluk hukum artinya manusia selalu memerlukan aturan atau tata tertib.
Jika kita lihat, cara pemenehunan manusia dengan manusia itu berbeda. Karena dalam memenuhi kebutuhannya, manusia menggunakan akal untuk menciptakan kesejahteraan hidup. Lain halnya dengan binatang, cara pemenuhan kebutuhan antara binatang dengan binatang adalah sama, karena pola perilakunya hanya ditentukan oleh system organic biologi saja.